Selasa, 26 November 2013

Benteng Rotterdam

Bila punya kesempatan menjelajah waktu, masa lalu Indonesia pastilah jadi salah satu tujuan utama saya. Saya tertarik untuk menyaksikan proses pembangunan bangunan-bangunan menakjubkan yang kita kenal sekarang. Sebutlah Candi Borobudur yang menjulang megah di tanah Magelang, atau benteng-benteng yang dibangun selama masa penjajahan.
Saya senang ketika beberapa waktu lalu berkesempatan mengunjungi Fort Rotterdam. Benteng yang dibangun di tepi Pantai Losari ini konon merupakan benteng terbesar warisan Kerajaan Gowa. Dibangun sekitar abad ke-15, Fort Rotterdam merupakan benteng pertahanan Makassar yang konon terkenal akan kehebatan armada lautnya. Benteng ini menyisakan keindahan arsitektur peninggalan Belanda masih bisa dinikmati hingga saat ini. Mumpung sedang di Makassar, Tristram (US Embassy Jakarta) mengajak saya dan Mbak Nia untuk berkunjung ke sana.
Fort Rotterdam sepi pagi itu. Hanya ada kami dan para karyawan yang berjaga di sana. Tak ada tiket masuk, hanya permintaan sumbangan sukarela yang tidak ditentukan besarnya. Tentu untuk menunjang perawatan kompleks benteng ini bukan? Tidak ada guide, mungkin karena rombongan kami cuma bertiga. :roll:
Kabarnya inilah benteng peninggalan Belanda dengan perawatan terbaik di Asia. Ada beberapa bangunan besar di sana. Kami segera terkagum pada bangunan tua yang masih terpelihara dengan baik tersebut. Pintunya tinggi-tinggi dengan jendela kayu bermodel lancip. Sebagian besar arsitektur lama bangunan masih dipertahankan dan kita bisa saksikan bentuk aslinya. Di masa lalu, pastinya ini merupakan salah satu bangunan yang indah ditambah pemandangan pantai Losari yang menawan. Benteng ini sekaligus merupakan tempat pengasingan Pangeran Diponegoro setelah ditipu Belanda pada tahun 1930.
Sisa tembok batu benteng yang tebal bisa dilihat di bagian Timur. Dari tembok tinggi ini, kita bisa melihat bagian luar benteng yang kini dipenuhi bangunan milik penduduk. Bukan lagi tanah kosong seperti awal pembangunan benteng tersebut. Bila dilihat dari angkasa, sisi terluar kompleks benteng ini berbentuk penyu yang naik dari laut. Kepala penyu merupakan lapangan dengan tiang bendera terpancang pada ubun-ubunnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar