Bila punya kesempatan
menjelajah waktu, masa lalu Indonesia pastilah jadi salah satu tujuan
utama saya. Saya tertarik untuk menyaksikan proses pembangunan
bangunan-bangunan menakjubkan yang kita kenal sekarang. Sebutlah Candi
Borobudur yang menjulang megah di tanah Magelang, atau benteng-benteng
yang dibangun selama masa penjajahan.
Saya senang ketika beberapa waktu lalu berkesempatan mengunjungi Fort
Rotterdam. Benteng yang dibangun di tepi Pantai Losari ini konon
merupakan benteng terbesar warisan Kerajaan Gowa. Dibangun sekitar abad
ke-15, Fort Rotterdam merupakan benteng pertahanan Makassar yang konon
terkenal akan kehebatan armada lautnya. Benteng ini menyisakan keindahan
arsitektur peninggalan Belanda masih bisa dinikmati hingga saat ini.
Mumpung sedang di Makassar, Tristram (US Embassy Jakarta) mengajak saya dan Mbak Nia untuk berkunjung ke sana.
Fort Rotterdam sepi pagi itu. Hanya ada kami dan para karyawan yang
berjaga di sana. Tak ada tiket masuk, hanya permintaan sumbangan
sukarela yang tidak ditentukan besarnya. Tentu untuk menunjang perawatan
kompleks benteng ini bukan? Tidak ada guide, mungkin karena rombongan
kami cuma bertiga.
Kabarnya inilah benteng peninggalan Belanda dengan perawatan terbaik di Asia. Ada
beberapa bangunan besar di sana. Kami segera terkagum pada bangunan tua
yang masih terpelihara dengan baik tersebut. Pintunya tinggi-tinggi
dengan jendela kayu bermodel lancip. Sebagian besar arsitektur lama
bangunan masih dipertahankan dan kita bisa saksikan bentuk aslinya. Di
masa lalu, pastinya ini merupakan salah satu bangunan yang indah
ditambah pemandangan pantai Losari yang menawan. Benteng ini sekaligus
merupakan tempat pengasingan Pangeran Diponegoro setelah ditipu Belanda
pada tahun 1930.
Sisa tembok batu benteng yang tebal bisa dilihat di bagian Timur.
Dari tembok tinggi ini, kita bisa melihat bagian luar benteng yang kini
dipenuhi bangunan milik penduduk. Bukan lagi tanah kosong seperti awal
pembangunan benteng tersebut. Bila dilihat dari angkasa, sisi terluar
kompleks benteng ini berbentuk penyu yang naik dari laut. Kepala penyu
merupakan lapangan dengan tiang bendera terpancang pada ubun-ubunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar